::::FreeMans::::

aku tak ingin kehilangan apa yang kurasa... kualami... dan kujalani semua kutuangkan ... kutuliskan... tak peduli dimana... dan mengapa... ketika realitas diriku kugoreskan di sini... semoga catatan ini jelas terbaca... kata serta makna... seiring berjalannya waktu... lepas bebas... tanpa batas..

Thursday, February 02, 2006

Spenggal kisah depan rumah

Sebelum menikah, trio kwek2 nich senengnya pada ''berantem mulut'' mlulu. Setelah pada menikah sama juga, hobynya nggak mau berubah. setiaap hari bertengkar, entah itu ama adiknya, neneknya, atau tetangga. Sampai bosan mendengarnya. Sebenarnya kasihan juga melihat kondisi mereka, hidupnya pas2an, tapi kalau dikasih tahu malah seperti nggak menghargai orang, malah yang ngasih pengertian ikut dicacimaki. Ya sudah, kalau mereka bertengkar dibiarin aja biar capek sendiri, nanti juga berhenti. Tapi hari kemaren seharian full dia ngomel sendirian, sehabis bertengkar sama neneknya. Padahal kalau udah ngomel, orang se RT bisa mendengar semua. Nggak puas ngomelin neneknya, suami ama anaknya jadi sasaran, apalagi suaminya pulang nggak bawa uang, dagangannya kebetulan nggak laris, wah perang dunia III terjadi. Merasa sudah capek2 usaha cari duit malah diomelin, suaminya gantian emosi, sianak yang masih kecil & nggak tahu kondisi yang terjadi jadi sasaran marahnya. Apalagi pas dia kencing atau beol dicelananya (namanya anak kecil), apalagi melihat ortunya bertengkar dia malah merasa takut dan sembunyi. Dan ketika diperhatiin ama bapaknya celananya udah belepotan, sisuami melampiaskan marahnya, sianak dimaki2 dan ditamparnya. Sebenarnya ngliat kejadian seperti itu sebagai tetangga kepinginnya nolong anak kecil itu, tapi boro2 mau nolongin, pernah kita mgasih makanan ke sianak, namanya anak kecil temen2nya pada jajan, sedang dia nggak ada yang njajanin, kita beliin tuh anak makanan seperti anak2 yang lain tanpa tujuan apa2. Kita berpikirnya pasti tuh anak kepingin seperti temen2nya pada jajan, tapi malah disambut omelan orangtuanya, nggak usah dibeliin, kamu anaknya orang melarat, nanti kalau nggak bisa ntraktir balik gimana? nanti malah jadi bahan gunjingan. Padahal ya Allah, kita ngasih tuh bukannya minta imbalan, balasan atau untuk bahan gunjingan. Cuma merasa kasihan anaknya tuh kepingin seperti temennya yang lain, pada jajan. Lagian anak kecil kalau dikasih seperti temen2nya pasti merasa senang. Tapi dasarnya mereka sekeluarga tuh orangnya keras kepala semua. Kalau sudah bertengkar nggak bakalan ada yang mau mengalah. Dan kalau sudah bertengkar nggak akan malu2 untuk berteriak2 saling memaki. Apakah mereka nggak sadar hidup ditengah-tengah masyarakat yang butuh ketenangan? dan sudah bosan mendengar mereka setiap hari bertengkar, padahal mereka masih satu keluarga, satu rumah dan yang pasti masih saling membutuhkan.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home